dinding. Tulisan yang tercantum pada papan nama instansi ini juga tak biasa, The Institute for Religious Works.
Meski serba tak biasa, instansi ini tetaplah sebuah bank. Mirisnya, bank itu kini berada dalam pengawasan menyusul tuduhan keterlibatannya dalam
pencucian uang. Tak tanggung-tanggung, total nilai simpanan yang statusnya abu-abu itu mencapai 30 juta dolar AS.
Sejauh ini. Vatikan menyebut, tuduhan itu sebagai kesalahpahaman dan yakin
kasus ini bakal segera tuntas. Sebaliknya, jaksa meratakan, Bank Vatikan sengaja
mencemooh undang-undang anti I
VIpencucian uang untuk menyembunyikan kepemilikan, tujuan, dan asal dana. Dokumen yang ada di tangan jaksa juga mengungkap kemungkinan para pastor telah bertindak sebagai tameng untuk pengusaha korup dan mafia.
Dokumen itu menyebut adanya dua transaksi yang belum dilaporkan. Pertama,transaksi pada 2009 yang melibatkan penggunaan nama palsu. Kedua, transaksi pada 2010 ketika Bank Vatikan menarik 860 ribu dolar AS dari rekening Bank Italia tetapi mengabaikan permintaan bank untuk mengungkapkan ke mana uang itu akan dikirim.
Temuan ini, seperti dilaporkan Washington Times, memberikan harapan baru bagi para korban Holocaust yang mencoba menuntut di Amerika Serikat, namun selalu gagal. Selama ini, para korban Holocaust yakin, jarahan Nazi disimpan di Bank Vatikan.
Dalam catatan Washington Times, ini bukan skandal pertama yang melibatkan Bank Vatikan. Sejak puluhan tahun silam, bank ini kental dengan nuansa skandal. Sekadar contoh, pada 1986, seorang penasihat keuangan Vatikan meninggal setelah minum kopi-diduga diracun-di penjara. Yang lain ditemukan tergantung di tali bawah jembatan Blackfriars, London pada 1982, dengan saku diisi uang dan batu. Insiden ini menghitamkan reputasi Bank Vatikan dan menimbulkan kecurigaan hubungan dengan mafia. Insiden ini juga menimbulkan biaya ratusan juta dolar akibat perseteruan hukum dengan pihak berwenang Italia.
Pada kasus lain, polisi menyita aset keuangan dari rekening Bank Vatikan di Credito Artigiano SpA. Para penyelidik mengatakan, Vatikan telah gagal memberikan informasi mengenai asal atau tujuan dana.
Sebagian besar uang, yakni 26 juta dolar AS ditujukan untuk JP Morgan di Frankfurt. Jaksa menuduh Bank Vatikan mengabaikan peraturan bahwa bank-bank asing harus berkomunikasi dengan otoritas keuangan Italia tentang asal uang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar